Jumat, 15 Agustus 2014

Musikalisasi Kepergianku (Dwitasari)

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Cepat atau lambat pepatah ini akan terjadi pada siapapun, termasuk aku.
Iya, tentu saja ada airmata, tentu saja ada semilir duka.
Tapi aku percaya semua ini akan terlewati dan kembali baik-baik saja.
Aku juga manusia biasa, punya rasa rindu yang menggebu.
Aku rindu menjadi diriku sendiri, aku yang utuh.
Aku yang ku kenali, aku yang ku inginkan.
Memang semua tak lagi sama, tapi percayalah, ini yang terbaik.
Jangan ada benci apalagi caci, kita telah dewasa.
Bukankah dewasa berarti siap melupakan juga merelakan.
Kita masih bisa bertemu dalam nyata atau dalam doa.
Kita masih bisa saling membahagiakan.
Dalam peluk, dalam tawa, manis.
Ini bukan kepergian, kita hanya sama-sama ingin meraih tujuan.
Tolong, tolong jangan anggap ini perpisahan.
Hanya raga kita yang terpisah, tapi hati ini masih saling bertautan.
Tubuhku memang tak lagi bersama kalian.
Tapi, izinkan aku menyelamatkan hati.
Agar perbedaan ini tak jadi bumeranguntuk saling menyakiti.
Aku pergi karena aku ingin menjadi yang aku ingini.

Ini adalah sebuah musikalisasi puisi, yang diciptakan oleh dwitasari. Puisi ini sangat menyentuh dan membuatku terenyuh. 

*Dear tuan pemberi senyum termanis saat ulang tahunku*

Kau Tak Terlihat Tapi Kau Masih Saja Kurindukan

Agustus satu tahun yang lalu aku masih mencoba melupakanmu dan aku belum saja berhasil, padahal februari satu tahun yang lalu kau memutuskan untuk mengakhiri cerita ini. Semenjak kejadian itu aku masih saja egois untuk menahan perasaan ini disini, aku masih belum bisa terima ketika kau mengakhiri kisah ini secara tiba-tiba, tanpa ada masalah.
kau terlalu membuatku nyaman dengan sejuta lelucon yang sering kau lakukan saat kita masih menjadi teman, hingga aku  jatuh cinta padamu. kenangan denganmu terlalu singkat, padahal aku masih ingin merangkai banyak kenangan denganmu.
Masih sangat jelas dalam ingatanku, kamu berjalan didepanku bersama kekasih temanku dan kamu menoleh kearahku dengan senyuman indahmu. Saat itu kau mengajakku pergi kesuatu tempat yang baru pertama kali aku datangi. Kau membelikanku sebotol air aqua di salah satu supermarket, aku masih duduk di atas motormu, kau menyuruhku membuka tutup botolnya dan dengan sengaja kau menoleh kearah belakang hingga membuatku terkejut. Saat itu adalah awal kau dan aku memiliki rasa yang berbeda, kau mulai membuatku selalu tersipu malu saat kau mengirimkan pesan singkat di handphoneku. Mana mungkin aku bisa melupakan semua itu ,,
Apa kau masih ingat tanggal 31 Oktober kau mengajakku kerumahmu, kau duduk di depanku, kau membuat suasana menjadi hening, tiba-tiba kau pergi dan kembali dengan membawa selembar kertas kecil, kau tuliskan kata ini
“Sejak pertama kita bertemu, aku mulai merasa ada hal yang berbeda, aku mulai merindukanmu , maukah kau menjadi orang yang selalu kurindukan”
Diam.. ya aku hanya bisa terdiam saat membaca tulisan ini, sungguh tulisan sederhana yang membuatku jantungku bedenyut kencang . Saat itu juga aku mengatakan “IYA” ..  aku juga masih ingat ketika setiap hari kita mengirim voice note yang lucu-lucu? Masih ingat juga saat aku mengirimkan lagu  “Hari ini esok dan seterusnya” yang kemudian selalu kau nyanyikan untukku ? Kau tuan bergigi gingsul kenapa kau selalu muncul di fikiranku, bisakah kau pergi ?  aku tak bisa menghentikanya .. kau benar benar menguasai fikiranku..
Aku juga masih ingat awal november saat aku sedang syuting tugas akhir dan sedang hujan gerimis , kau mengkhawatirkanku .. dan kau mengantarkanku pulang dengan motor vario merahmu .. bagaimana mungkin aku bisa lupa dengan semua ini, kau orang yang sangat pendiam tapi kau sangat perhatian .. bisakah kau kembali lagi ?
Hari ini aku mengingatmu kembali, kenapa kau tiba-tiba menghilang ? bisakah aku menemukanmu lagi ? aku pernah berhasil melupakanmu beberapa bulan kemarin, tapi entah tiba-tiba aku mengingatmu kembali.

Kamu tau , satu tahun yang lalu hingga kini  kisah ini belum saja bisa terlupakan dalam benakku, kau masih saja menjadi objek tulisan faforitku. 

Kamis, 14 Agustus 2014

Tuan Pemberi Kenangan Indah

Aku mencintai dia, seseorang yang berwajah dewasa dan berpostur pendek..
Seseorang yang memilik pemikiran yang beda denganku..
Seseorang yang lebih nyaman ketika bersama teman-temanya..
Aku memilihnya.. ya.. aku memilihnya dengan segala resiko yang akan terjadi
Nantinya..
Aku faham itu, dan aku tetap saja memilihnya..
Aku tau pasti akan ada luka, akan ada tangis, akan ada bahagia, akan ada perubahan, akan ada kecewa dan akan ada pelajaran kehidupan nantinya.
Kini aku terluka.. tapi aku tak pantas untuk terluka..
Kini aku terluka  ... Semakin hari semakin perubahan itu terlihat nyata..
Tapi lukaku tak boleh menjadi nyata.. Karena aku yang memilihnya..
Menyesal .. ? tentu.. aku hanya manusia biasa, perasaan itu pasti ada..
Tapi penyesalan bukanlah akhir dunia, ini akan menjadi awal yang baik untuk bahagia..
Menangis .. ? tentu.. tak ada wanita tegar tanpa tangisan.. tapi tangisan ini bukan sekedar tangisan..
Ini adalah sebuah tangisan ketegaran..
Ya.. akan banyak presepsi nantinya , jelek, buruk, baik, semua pasti ada ?  tapi itulah manusia selalu mempresepsikan semua hanya berdasarkan apa yang mereka lihat.. dan mereka dengar.. tanpa  mengerti maksut aslinya ..
tak akan ada yang mengetahui maksut yang sebenarnya kecuali allah ta’ala ..
aku yakin luka yang berahir perpisahan ini akan menjadi awal yang baik untuk sebuah lembaran baru..
aku yakin perpisahan ini akan menjadi pelajaran yang baik untuk sebuah kisah baru ..
dan aku yakin.. ini bukan akhir dari segalanya..
terimakasih untuk tuan yang beberapa bulan kemarin telah memberiku banyak ujian kesabaran dan ketegaran..
terimkasih untuk semua kejutan dan semua perhatian yang kau berikan selama ini..
terimakasih untuk airmata ketegaran ini.. terimakasih untuk proses yang akan kulewati ini..
kau sungguh baik hati.. 

semoga.. semoga kau bahagia dengan kisah yang baru.. 

*tuan pemberi kenangan*