Kemarahan ? apakah anda tau apa arti kemarahan? Lantas
merugikan atau menguntungkan?
Jelas anda mempunyai jawaban tersendiri tentang kemarahan.
Namun kebanyakan orang mengatakan kemarahan itu akibat dari sebuah unek unek
hati yang terluka atau tertindas, memang sih kalau udah nyangkut tentang hati
siapa yg mampu mengendalikan, bahkan diri sendiripun tak mampu
mengendalikannya. Lantas siapa yang harus disalahkan jika terjadi kemarahan? Diri
sendiri? Atau lawan kita?
Nah sekarang coba kita perhatikan mulai dari diri sendiri? Saat
kita sedang marah pasti ada stimulus yang memancing emosi kita, sehingga amarah
mengambil alih sebagian besar diri kita, fikiran menyempit, akal bersembuyi,
dan kebodohan yang muncul menguasai fikiran kita? Loh mengapa begitu? Ya...
saat kita marah kita akan terlihat bodoh, semua perkataan muncul tanpa adanya
kontrol, semula yang benar bisa menjadi salah hanya karena sulit mengontrol
emosi. Wah kalau sudah begitu hanya
penyesalan yang menemani hehe...
Coba saja kita sabar pasti lawan yang memancing emosi kita
yang akan ditemani penyesalan hehe,
Tapi banyak orang yang menyimpulkan jika kesabaran itu sama
dengan pembodohan ? lantas siapa yang bodoh ?
Sebelumnya pasti anda sering mendengar kata “wah budooh
kamu itu, udah disakitin tapi tetap saja diam” atau “kamu jangan mau di
goblok-goblokin dia, kalau aku jadi kamu pasti sudah kutampar dia” atau ada
yang lainya lagi “kamu itu goblok, sekarang gak jaman ngalah itu, jangan mau
kamu di injak2” kata-kata itu tak
asing lagi di dengar kan? Mereka semua menganggap bodoh, orang yang penyabar dan
lebih memilih untuk diam, namun anda salah besar jika anda menganggap kesabaran
itu pembodohan.
Jika dibandingkan dengan orang yang maunya menang sendiri
dan gegabah, kesabaran membuahkan hasil yang menguntungkan , bagaimana tidak? Saat
kita marah kita akan menunjukan sisi lain dari keburukan kita , contoh : bicara
jorok, bicara kasar, sombong, sok pinter padahal teorinya gak masuk akal sama
sekali beda dengan orang yang sabar, saat tersakiti dia juga akan menunjukan
sisi lain dirinya namun bukan keburukan melainkan kebaikan , contoh : bicara
santun, lebih anggun, senyum keikhlasan, bicara seadanya, pikiran dan hati
lebih terkontrol sehingga bicaranya masuk akal, dan membuat lawan bicara kita
terdiam malu. Nah ini hanya sebagian kecil perbedaan antara kemarahan dan
kesabaran. Dan anda pasti sudah mengetahui mana yang lebih untung dan rugi.
Contoh lain lagi :
Ada 2 sepasang kekasih yang sang cowok sulit sekali
mengontrol emosi sedangngkan sang cewek lebih bisa mengontrol emosi, suatu hari
sang cowok melakukan kesalahan yang sangat menyakiti hati sang cewek, sang
cewek sudah lama mengetahui namun sang cewek dengan sabar menunggu sang cowok
jujur, sang cewek pun hanya tersenyum menahan luka dalam hati, saat kenyataan
menjawab kebenaranya, dengan lapang dada sang cewek memafkan kesalahan sang
cowok, namun saat sang cewek sedang
melakukan kesalahan, sang cowok marah, bicara dengan nada yang keras, acuh dan
tak ingin mendengar penjelasan, fikiran negatif menguasai akal sehatnya
sehingga sang cowok memilih untuk pergi meninggalkan sang cewek sendirian,
membiarkan sang cewek larut dan menyesal dalam kesalahanya, setelah beberapa bulan
sang cowok menemukan kertas usang yang ada di dalam tasnya , ternyata itu surat dari sang kekasih yang
berisi :
“sayang .. maafkan aku tak datang malam ini, aku tau ini malam special buat kamu, tapi aku benar-benar tidak bisa datang, aku sangat menyayangimu, aku pasrah jika engkau marah”
Sang cowok pun semakin marah bahkan acuh terhadap surat itu, namun saat dia membersihkan tasnya, ia menemukan sebuah buku kecil milik kekasihnya dulu yang tertinggal dalam tas itu, dia pun mencoba mebuka satu persatu lembar kertas kecil itu, tiba2 dia terhenti pada lembar kertas terahir, dia pun menangis dan menyesal telah meninggalkan sang kekasih, sang cowok pun segera mengambil mobilnya dan menuju rumah dang kekasih, namun alangkah kagetnya, ternyata tuhan telah mengentikan nafas sang kekasih seminggu setelah hubungan mereka berahir, dalam kertas itu tertulis :
“ tuhaan.. jangan hetikan waktu untukku, hingga cicin suci melingkar di jariku, aku ingin membahagiakan dia, menjadi makmum yang mengecup jemarinya, menjadi pelita saat gelap menghantuinya, menjadi air yang dapat memadamkan api dalam hatinya, tuhaan .. malam ini aku ingin mendapinginya, menyalakan lilin untuknya, namun aku tak bisa.. entah bagaimana aku harus menjelaskan, seluruh tubuhku membeku, tak sanggup aku kirimkan kabar buruk ini padanya .. jika memang berpisah adalah jalan terbaik, aku akan ikhlas menerimanya.. tuhaan... ijinkanlah aku membawa cinta ini hingga waktuku telah terhenti”
Nah dari cerita diatas, dapat kita simpulkan, jika kemarahan itu banyak ruginya , salah satunya akan menimbulkan kesalah fahaman , masih mau marah ?
eh eh .. sebenarnya tidak ada yang melarang kita marah? Toh itu sebuah sifat hehe, namun lebih baik jika kita menghindarinya, atau marah namun terkontrol bisa enggak ya ? hehe kita akan coba bahas pada postingan selanjutnya yah.. saya harus obsevasi dulu hehehe
“Siapa kita dimata orang, tergantung bagaimana kita
mengontrol emosi kita”
*Mildaryya*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar