Rabu, 22 Agustus 2012

Belajar sabar itu memang sulit, Tapi lebih sulit lagi belajar ikhlas

belajar sabar itu memang sulit, tapi lebih sulit lagi belajar ikhlas..
saat kita menunggu hal yang belum pasti, kita akan mampu menunggunya dengan sabar .. namun rasanya belum ikhlas saat melihat kenyataan itu tak sama dengan apa yg kita harapkan... tentunya iya (hehehe).. sebuah hal yang tak perlu di tutup tutupi lagi.. saya yakin kita tak akan mampu mengungkapkan rasa ketidak ikhlasan itu, karena kita sangat pandai menutupinya, atau kita sangat sulit untuk memahaminya... sepandai-pandainya kita menutupi ketidak ikhlasan itu, pasti rasa ketidakikhlasan itu tetap dominan muter-muter di fikiran kita, iya kan ..?? kita jadi resah, gelisah, bingung dengan apa yang ada di hati kita.
cukup diri anda sendiri yang mampu menjawab dan mengkoreksinya...
sebenarnya kita  orang yang hebat, kita mampu menganalisa diri kita sendiri, namun kita selalu mengelak, dan memilih tidak memikirkannya, benar bukan?
terkadang mulut kita berksts "saya sabar menunggu" tapi dalam hati berkata lain, contoh : saat kita melihat ada tetangga kita mendapatkan rejeki yang melimpah, dalam mulut berkata "sabar suatu saat pasti akan mendapatkanya, namun apakah dalam hati akan sama? pasti akan terdengar bisikan lain , misalnya "kenapa tetangga saya mendapatkan rejeki yang banyak ya? kenapa saya tidak? padahal saya saya sudah berusaha lebih keras dari dia, pasti dia mencari dengan cara yang haram" , bahkan ada pula yang sampai hati membicarakan aib-aib  yang sebenarnya tidak pantas untuk di konsumsi masyarakat luas, sehingga orang lain beranggapan kitalah yang lebih hebat dari dia. (naudzubillah)
ada pula yang sok sokan mengetahui tentang kehidupa mereka.
kita selalu beranggapan bahwa diri kita lebih baik dari orang yang dikoreksi , padahal jika memang dia orang baik-baik tentunya kita tidak akan mau menganalisa atau mengkoreksi kehidupan orang lain bukan !! saya juga yakin, jika sebagian hidup kita di habiskan untuk mengkoreksi kehidupan orang lain? suatu kegiatan yang sulit dihilangkan, wallahuallam ya :)
sebenarnya semua berawal dari ketidak ikhlasan diri kita dengan apa yg kita miliki, iya bukan.. ?? tapi kita mencoba menutupinya dengan mengkoreksi kekurangan orang lain, agar kita terlihat ikhlas dengan apa yang kita miliki.

koreksi dirisendiri, jangan hanya berkata ikhlas… tapi buktikan dengan memulai mengkoreksi dan menganalisa diri  sendiri.. 
“Mildaryya”