Kamis, 01 September 2016

VENUS, MARS DAN SECANGKIR CAPPUCINO COFFE

Rabu, Hari ke 3 dalam seminggu ini terlihat biasa saja bagi mereka, akan tetapi bagiku Rabu adalah hari yang panjang dan menjengkelkan, karena aku harus bangun 1 jam lebih awal dari biasanya. Melewati ribuan ton kemalasan yang terletak di seluruh tubuhku, terutama dibagian kelopak mata, membuat wajahku sempurna seperti zombie. Sebenarnya bukan itu yang menjadi sebab utamanya, semua karena Mars.

Jam menunjukan pukul 04.00 WIB, matahari masih belum menampakan wajahnya, angin masih terasa sangat dingin hingga merasuk keseluruh tulang rusukku, seperti yang kurasakan ketika aku bertemu dengannya yang adalah kakak senior di kampus.

Namaku Venus Alail, biasa di panggil Venus. Umurku 19 tahun, aku berada di semester 4 jurusan Ilmu Komunikasi. Hari ini mata kuliah Public Relation yang dimulai pukul 7 pagi, dosenya cantik bagaikan bungan mawar warna wani yang berjejeran ditaman. tapi ingat, mawar juga memiliki duri yang tajam, Bu Noly sebutan akrabnya juga seperti itu, walapun dia terkenal dengan kecantikan dan kelembutan suaranya, dia juga memiliki sisi yang buruk, beliau sangat kejam, pelit nilai, disiplin dan sedikit membosankan. Tidak mentolerin keterlambatan lebih dari 5 menit. Kita semua sering menyebutnya ibu penyihir. Bukan karena hanya karena dia galak, tapi saat dia menjelaskan mata kuliah, dia mampu menyihir ruang belajar menjadi ruang tidur, atau tiba-tiba menjadi seperti penjara. Noly Agustin nama lengkapnya, dosen paling cantik se fakultas dan paling muda diantara dosen-dosen lainya. Umurnya 24 tahun tapi sudah mendapatkan gelar S2. Di bandingkan Bu Noly, aku hanya sebutir debu yang tidak ada artinya bagi Mars.

Hari ini adalah hari paling penting bagi Mars, dia dipilih menjadi asisten dosen Bu Noly. Hari pertamanya menjadi pengganti mengajar dosen, rambutnya hitam rapi, dia selalu memakai hem wana hitam bergaris abu-abu, celana kain yang disetrika rapi, cocok dengan gaya formalnya. Dan untuk pertama kalinya dalam semester ini aku menyukai hari Rabu.

Mars adalah nama yang kuberikan untuk kak Tomy, lelaki yang aku temui ketika aku menjadi juniornya saat ospek.  Lelaki berpostur atletis, tinggi, dan memiliki lesung di pipi kananya. Sebagian mahasiswi cantik tertarik padanya akan tetapi dia tidak mudah tertarik dengan wanita.
 
Awal pertemuan kita cukup menarik, hanya karena secangkir “cappucino coffe”. Kebetulan kita memesan kopi yang sama hingga akhirnya kita saling bertukar cerita.
“ hey, kamu juga suka cappucino coffe” Kak Tommy menyapaku dengan lesung pipi mempesonanya.
“ ya, aku suka sekali dengan jenis ini, minuman tradisional italila” jawabku sembari mengambil secangkir kopi.
“ hmm,, yang terkenal dengan lapisan atasnya yang berupa froth susu yang biasanya di garnish dengan bubuk coklat.” Sahut kak Tommy dengan mencium aroma kopinya. Akupun tak mau kalah dan melanjutkan cerita tentang kopi tradisonal itallia yang menggoda ini.
“bukan hanya froth susunya saja yang menjadi cirri khas, kamu juga bisa merasakan foam yang agak tegas ketika pertama teguk, lalu diikuti dengan rasa milky yang kuat setelahnya” sambungku menikmati seteguk kopi.
“ good, akhirnya aku menemukan teman yang cocok untuk minum kopi, boleh aku tahu namamu? Aku Tommy” kak Tommy melebarkan senyumnya dan menjulurkan tanganya untuk berkenalan denganku, seketika hatiku dag dig dug, cemas, gugup dan banyak lainya. Kitapun berkenalan, melakukan berbagai aktifitas bersama. Saat ospek aku sering dibuat senyum – senyum sendiri ketika melihatnya. Dan diapun juga merasakan hal yang sama.

Ospek selesai, kita tetap bertemu satu sama lain saat break kuliah, tentunya dengan secangkir cappuccino coffe. Banyak hal yang kita bicarakan, tentang hoby, cita-cita, karir, keluarga, bahkan masalah-masalah kecil. Kak Tommy menjadi salah satu alasanku semangat pergi kekampus bahkan saat hujan deras. Senyumnya yang menawan sering membuatku terhanyut dalam lamunan panjang, hingga aku tak menyadari jika dia telah pergi dari 5 menit yang lalu.

Bangku taman belakang universitas menjadi tempat faforit kita untuk bertemu, disanalah aku menjadi pendenggar setia dongeng aktifitas harianya. dari yang menarik hingga yang sama sekali tidak menarik. Ketika dia jatuh cinta, patah hati, berhasil ujian, mendapat beasiswa, ataupun saat dia sakit. Aku selalu bersemangat mendengarkan semua ceritanya.  Hingga tiba saatnya di pengujung semester 3, ketika Bu Noly datang, seluruh cerita berubah. Aku tak lagi melihat dia datang di bangku taman tersebut. Ceritanya tak lagi menarik untuk di dengarkan. Semua hanya tentang Bu Noly. Dia tak lagi hadir untuk meramaikan panggung opera dongenya seperti dulu, terlagi semenjak bu Noly mengangkatnya jadi asisten dosen. Setiap hari mereka selalu bersama, membuatku merasa tersingkirkan. Sesekali dia datang ke taman, bukan untuk bercengkrama denganku, tapi hanya untuk membicarakan tugas kuliah saja.

Hari itu saat hujan turun, aku duduk dibangku taman ditemani payung biru hadiah darinya saat aku ulang tahun ke 19. Aku duduk sendirian di bangku taman yang telah kita sepakati sebagai bangku pertemuan khusus. Sudah terhitung 3 minggu dia tidak datang, dan bodohnya aku masih saja terus menunggunya hadir. Semakin hari semakin sesak menantinya, semakin hari semakin perih mengenangnya. Aku tidak mengerti mengapa perasaanku menjadi berubah seperti ini. Bukankah kita hanya berteman? Kenapa sesakit ini. Hujan masih terus saja turun, dan bodohnya aku tidak beranjak secentipun dari sana. Sebagian tubuhku sudah terguyur air yang terbawa angin hujan. Tapi tetap saja aku bertahan, dan parahnya tak ada sedikitpun tanda – tanda dia akan datang. Aku kecewa.

Seorang teman menghampiriku, memberikan aku secangkir teh hangat, dan entah aku jadi berharap bahwa Mars akan  memberiku secangkir cappuccino coffe hangat untukku seperti biasanya. Temanku yang biasa dipanggil Hera duduk disebelahku,membangunkan lamunanku. hanya 5 detik lamunan itu, tapi cukup membuat dadaku sesak. Air mata pun akhirnya jatuh menerobos pertahanan kelopak mataku.

Waktu berlalu, hujan pun berhenti walapun hatiku masih terasa aneh tangisku sudah lama kering. Hera mentraktirku minum cappuccino coffe di kantin. Aku memesan 2 cappucino coffe dan 1 brownis mente.
“ Kak Tomy bagiku seperti Mars, dekat dengan Venus hanya saja ada Bumi ditengah – tengah kita” kataku sembari mengaduk-aduk kopi.
“maksud kamu, Bumi itu Bu Noly?” Tanya Hera tertawa terbahak-bahak, membuat seluruh kantin melihat keaarah kita. “ huust, kamu berisik tau Her?” aku menutupi sebagian wajahku dengan kedua tangan. Mengerutkan alisku ketengah. Takut jika ada Bu Noly dan Kak Tommy lewat.
Hera hanya tertawa keras padaku, seolah – olah mengatakan bahwa aku memiliki pemikiran konyol karena cemburu pada Bu Noly. “ kenapa kamu tertawa?” tanyaku penasaran.
“ kamu aneh – aneh saja cemburu dengan Bu Noly, jelas – jelas Mars dari awal sudah tertarik padamu, siapapun tak dapat masuk kedalam hatinnya” Perkataan Hera seketika menenangkan fikiranku. Tapi lagi – lagi aku terusik dengan perubahan Mars akhir – akhir ini. Mungkinkah dengan seiring berjalanya waktu Mars akan menghilang dari kehidupanku ? mungkinkah kebersamaan kita yang mulai jarang ini akan menciptakan jarak, seperti Mars dan Venus?

“ cappuccino dua buk” suara itu tiba-tiba mengusik telingaku, aku tahu persis nada lembut itu milik kak Tommy, mataku menjelajahi seluruh sudut ruangan memastikan apakah itu Mars. Dan lagi – lagi kecepatan mataku menjelajah, kalah cepat dengan langkah kakinya. Entah dia ada dimana, apakah disudut kiri atau di sudut kanan, atau dia hanya sekedar lewat atau hanya ilusiku saja. Aku selalu kehilangan dia dalam pandanganku. Seolah – olah dia ada, namun tak terlihat. “ Mars aku mulai merindukanmu” jarak ini membuatku melihat dengan jelas perasaan dalam hatiku, membuatku semakin sakit ketika mengingatnya, semakin sesak ketika tidak menemukan sosok dirinya lagi. Jarak yang semakin jelas tercipta ini membuatku tak bisa lagi meraih tanganya dengan mudah. Bahkan untuk menemukan senyuman manisnya saja susah. Untuk itu aku memutuskan mencintainya dalam diam.

Sore hari pukul 15.30 aku resmikan sebagai tempat terbaik memesan kopi di kantin, karena disaat itu aku bisa mendengar suaranya memesan kopi, atau melihatnya tersenyum lepas membahas banyak hal dengan Bu Noly yang sudah sebulan ini resmi menggantikan posisiku. Aku tak lagi terlihat di hadapan Kak Tommy, baginya aku hanyalah teman biasa saja. aku kembali pada posisi lamaku, hanya sebatas junior dan senior.

Setiap hari aku sempatkan duduk di kursi taman, menulis segala cerita yang pernah Mars ceritakan padaku, dari kisah cintanya hingga keluarganya. Aku hanya berharap dia masih ingat dengan tempat ini, walau hanya sekedar ingat saja.
Jarak dan waktu membuatku semakin mentoleransi keserakahanku yang menginginkan Kak Tommy hadir menemaniku disini lagi, kini aku hanya menginginkan Mars dan Venus seperti dulu, hanya sebagai teman minum Kopi. Aku tak menginginkan Kak Tomy mengetahui Perasaanku, atau dia menyukaiku juga. Aku hanya ingin kita seperti dulu lagi. Saat kita bertukar senyum sembari minum kopi  dikantin.

Hari Rabu semakin menjengkelkan bagiku, ketika aku harus melihat Bu Noly selama 2 jam penuh, rasanya seluruh tubuhku semakin menciut, terlebih jika Kak Tommy ikut mengajar juga. Aku masih ingat sekali ketika Kak Tommy sengaja menerobos masuk ke kelasku, hanya untuk memberikan secangkir Cappucino coffe sebagai penyemangat presentasiku. Kini melihatku saja tidak. aku bertanya-tanya, apakah dia menyimpan kenangan kenangan ketika bersamaku?, apa hanya kenangan biasa. Setiap kali aku melihatnya bersama Bu Noly, saat itu juga aku mulai membenci perasaan ini. Aku akan menyerah segera. Melepaskan segala pertanyaan konyol, dan harapan yang sulit terwujud, aku dan Bu Noly ? jelas terlihat mustahil untukku menang. Mars selalu mengatakan bahwa Bu Noly adalah tipe idealnya. Sedang aku ? aku hanya teman minum cappuccino coffe dan penggemar dongen harianya saja.

Hujan turun dengan derasnya, aku melihat Mars sendirian di lobby, aku ingin sekali mendekat hanya untuk bertukar kabar, akupun membeli cappuccino coffe kesukaanya, berlarian ke kantin dengan wajah penuh riang gembira. Aku kembali membawa 2 cup coffe, kepulan asap terlihat jelas di atas cup coffe itu, seketika aku berbalik menyiapkan hatiku yang gemetaran ingin bertemu Mars, kubalikkan badan, membuka mata perlahan, melihat punggung Mars yang gagah. Aku terdiam, senyumku memudar, 2 cup coffe yang panas tak terasa panas lagi, cuaca yang dingin menjadi semakin dingin, hingga membuatku beku. hatiku hancur, kopi yang kubawa terlepas begitu saja dari genggamanku, aku melihatnya, sangat jelas di depanku, sangat nyata, sesuatu yang meyakinkan dugaanku, dalam sekejap seluruh pertanyaanku terjawab. Aku melihat Bu Noly berpelukan dengan Kak Tommy, melempar senyum dan berbagi payung. tepat 100 Meter dihadapanku. Aku membalikkan badan menangis sejadi-jadinya. Tak seharusnya aku datang, tak seharusnya aku menaruh banyak perasaan padanya. Tak seharunya aku terus berharap, setelah dia meninggalkanku begitu saja tanpa penjelasan.

Seminggu aku tak masuk kuliah, aku jadi tak bersemangat melakukan apapun, cappuccino coffe? Terdengar begitu memuakkan. Aku tak lagi menikmatinya, seluruh cadangan kopi instan di dapurku kubuang begitu saja. aku juga memutuskan memotong rambutku yang terurai panjang menjadi sebahu. Aku ingin memulai awal yang baru.

Seminggu berlalu, tangisku sudah mengering, walaupun aku tidak bisa melupakan dia sepenuhnya, setidaknya aku mampu bertahan ketika berhadapan dengannya. Sesekali dia mendekat bertegur sapa lantas pergi lagi seperti biasanya. aku masih menghabiskan waktu istirahatku di bangku taman, aku tak lagi mengharapkan kedatanganya.

Waktu berlalu, perasaanku masih sama, juga hatiku. “ hey Venus, Mars datang” suara itu sepertinya aku mengenalnya, tapi itu tidak mungkin. “ hey aku datang” kak Tommy duduk di sebelahku, membuatku terkejut dan tidak percaya. “ kopi? Sudah lama tidak bertemu ya?” kak Tommy membuka pembicaraan “ oh, ya. Apa kabar ? maaf aku sudah lama berhenti minum kopi” kataku sedikit kaku. “ kenapa? Bukankah kamu sangat suka kopi dulu? Ah biar untuk Noly saja ya. Oh ya aku sekarang sedang jatuh cinta” kata-kata itu sukses membuatku gagal melupakanya, rasanya begitu sakit mendengar kata-kata itu, air mataku , ku tahan sepenuhnya di bibir kelopak mata, akan tetapi cerobohnya aku, air mata itu semakin memaksa untuk jatuh. Dan akupun menangis “ kau kenapa ven?” Tanya kak Tommy penasaran. “ ah enggak, aku hanya terharu. Maaf kak aku harus pergi dulu” aku tak mampu mendengar sepatah kata lagi dari kak Tommy, akhirnya aku memutuskan untuk pergi darinya.

Kak Tommy masih dengan raut kebingungan dengan sikapku yang aneh, tak sengaja ia menemukan buku catatan harianku, dia membukanya satu demi satu lembar, mencoba meresapi apa yang ku tulis. Detik itu juga Maras akhirnya menemukan rahasia besar yang Venus simpan erat – erat, 2 tahun berlalu, perasaanya masih sama pada Kak Tommy. Dan bodonya dia tak pernah tahu perasaan Venus.
Semenjak hari itu, kak Tommy semakin kesusahan mencariku, aku tak datang lagi kekampus aku memutuskan untuk cuti 1 semester. Ia merasa menyesal untuk terlambat menyadarinya. Akan tetapi aku tetap pergi. Bukan karena aku tak lagi mencintainya, hanya saja aku tak ingin membuat hubungan mereka hancur hanya karena aku. Aku tahu diri. Aku hanya Venus, teman Mars yang ada disebrang Bumi.

1 tahun berlalu, kak Tommy sudah wisuda, aku penasaran apakah dia berhasil menuntaskan studynya dengan baik. Tapi rasanya aku tak memiliki cukup tenaga untu mengetahuinya. Terlebih ketika aku harus bertemu dengan Bu Noly.
Masa cutiku berahir, hari ini aku datang kekampus, rambutku masih kubiarkan sebahu. Seperti polwan cantik. Hal pertama yang aku lakukan adalah pergi ke kantin kampus, memesan cappuccino coffe yang telah lama kutinggalkan. Aku memutuskan kembali dengan cappuccino coffe. Sesekali aku mengenang kenangan manis dengan kak Tommy.

“ Hai Venus” seorang wanita cantik dengan bayi kecil yang digendongnya mengahmpiriku, aku jelas masih ingat wajah itu, wajah yang membuatku putus asa. “ Bu Noly, ini anak siapa?” aku bertanya penasaran, berharap jika itu bukan anaknya. “ ini anakku, aku sudah menikah 1 tahun yang lalu” aku semakin deg-degan, ku beranikan diri untuk bertanya lebih dalam lagi “ dengan Mars, eh Kak Tommy?” jantungku berdegup semakin kecang, seolah – olah aku belum siap menerima jawaban dari Bu Noly “ bukan Ven, dia lebih memilih menikah dengan lelaki pilihan ayahnya, karena dia tahu prianya ternyata mencintai gadis lain” kak Tommy mengambil alih jawaban Bu Noly . “ hah jadi, kalian tidak menikah” aku tersenyum bahagia, seolah – olah sedang menang undian berhadiah. “ Venus, aku tahu mungkin ini  sudah terlalu terlambat, maafkan aku yang terlambat menyadari semua ini. Tapi sebelum semakin terlambat akan ku katakan dengan jelas, maukah kau menikah denganku ?” hatiku berdegup kencang, seolah-olah mau runtuh. Aku pun mengangguk mengiyakan ajakan kak Tommy menjadi istrinya. Walaupun aku belum wisuda, Kak Tommy yang sekarang menjadi dosen tetap di sana tidak membatasi langkahku untuk meneruskan kuliah, dia selalu mendukung apapun yang aku inginkan. Kita juga tidak menunda memiliki keturunan. Hingga seminggu setelah wisuda aku melahirkan anak lelaki yang ku beri nama Bumi.

Jumat, 24 Juni 2016

Nasehat sederhana tentang berhijab yang baik


Berhijab bukan sebuah fashion yang hanya digunakan untuk memperelok diri, akan tetapi ada sebuah makna yang lebih mendalam lagi tentang berhijab, yaitu perintah berhijab untuk mengangkat derajat wanita muslimah, serta menjauhkan wanita muslimah dari tindakan asusila. Bagaimana Bisa ?

Pada zaman dahulu, wanita sangatlah rendah dihadapan para lelaki, pada zaman yunani para perempuan saat itu hanya dijadikan pelayan dan budak semata. Bahkan, perempuan tidak boleh disejajarkan dalam satu meja makan dengan kaum pria.

kedudukan wanita di jaman jahiliah Kehidupan wanita di jaman jahilian yaitu di arab dan di dunia secara umum, adalah di dalam kehinaan dan kerendahan. Khususnya di bumi arab , para wanita dibenci kelahiran dan kehadirannya di dunia.

Para bayi wanita yang dilahirkan di masa itu segera di kubur hidup-hidup di bawah tanah. Kalaupun para wanita dibiarkan untuk terus hidup, mereka akan hidup dalam kehinaan dan tanpa kemuliaan.
Wanita yang sempat hidup dewasa mereka dilecehkan dan tidak memperoleh bagian dalam harta warisan. Mereka dijadikan sebagai alat pemuas nafsu para lelaki belaka. Yang ketika telah puas direguk, segera dibuang tak ada harga dan nilai. Di masa itu pula, para lelaki berhak menikahi banyak wanita tanpa batas, tidak mempedulikan akan keadilan dalam pernikahan.

Begitulah sedikit cerita tentang wanita dimasa lalu, mereka dihina, di pandang rendah, bahkan tidak di hargai sama sekali, hingga islam datang menyelamatkan mereka. Islam telah mewajibkan kaum wanita memakai jilbab yang tertuang dalam firman Allah QS. Annur ayat 31. Dimana dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada wanita-wanita muslim untuk menjulurkan pakaian mereka hingga ke dada. Pada saat ayat ini diturunkan, kaum wanita pada saat itu berlarian menyobek kain jendela dan kain pintu untuk mereka tutupkan ke kepala mereka sebagai jilbab.

Mengapa demikian ? dikarenakan dengan berhijab yang benar kita akan terhindar dari pandangan kotor para lelaki, dengan berpakaian yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh para lelaki insha allah tidak akan memiliki pemikiran yang kotor. Demikian itu ALLAH SWT mewajibkan berhijab bukan tanpa sebab, beliau ingin memuliakan wanita dan juga ingin menyelamatkan wanita dari kejahatan. Begitu sayangnya beliau terhadap kita akan tetapi rasa sayangnya tidak dimengerti dengan baik oleh hamba – hambanya.

Berhijab adalah hukumnya WAJIB seperti halnya sholat, namun banyak yang meremehkan hal yang sepele tersebut. Jelas – jelas Allah telah menjelaskan dalam Al Qur’an kitab yang mereka anggap SUCI, yang mereka yakini adalah benar, namun mereka tidak mengikutinya. Mengatakan islam, beriman, tapi tidak percaya. Naudzubillah…

Banyak juga wanita muslimah yang minder jika memakai khimar atau baju yang besar, karena akan telihat tua, gak gaul, nanti banyak yang bilang sok alim, dan terkesan mirip ibu – ibu. 
Astagfirullah … 

Saya pernah di khianati oleh seorang yang pernah saya sayangi, saya sempat galau kecewa karena rasa saya tidak dihiraukan dengan baik, bahkan disalah artikan, begitu sakitnya hingga ingin menangis tak mau kenal. Dan sekarang saya sedang memikirkan bagaimana ALLAH SWT yang dikhianati sebagian besar umatnya namun masih saja memberi banyak kesempatan untuk hambanya yang tidak tau diri ini untuk bertaubat, beliau selalu membuka pintu maafnya sebesar-besarnya, akan tetapi kita memilih untuk terlalu sombong mengakui kesalahan, mecari ribuah alasan agar tidak terlihat salah. Akan tetapi ada satu hal yang harus kalian mengerti, bahwasanya ALLAH SWT tidak perlu alasan, penjelasan, ataupun apapun itu, beliau MAHA MENGETAHUI. Sekuat apapun kamu berlari, sepintar apapun kamu bersembunyi, ALLAH MAHA MENGETAHUI.

Terkadang saya bertanya ? salah apa mereka ? kenapa selalu dihina? Selalu berburuk sangka pada mereka ? mereka yang mencoba mentaati kewajiban menurut ilmu agama, mencoba melakukan syariat agama dengan baik dan benar, mencoba memperbaiki diri perlahan, mencoba menjadi berbeda dari yang lain? begitu hinakah mereka ? apa mereka terlihat sok suci ? sok alim ? bagaimana bisa dikatakan begitu ? dan saya ingin sekali bertanya pada mereka , apakah anda seorang muslimah ? apakah anda mengerti syariat agama dengan baik ? apakah anda tahu yang wajib dan benar ? ALLAH SWT selalu memberi kesempatan hambanya untuk menjadi lebih baik lagi. Mengapa kalian malah mengutuk ? menghina ? bahkan memberi gelar yang sulit diuraikan “ Sok alim, sok suci, ah paling kelakuanya sama busuknya” sudahkan melihat diri sendiri ?

Ketahuilah seperti halnya SHOLAT WAJIB, meskipun kalian roker, penjahat, pencuri, pelacur, memakai hijab ataupun tidak, selama dia seorang muslimah maka hukumnya WAJIB, begitu pula berhijab.
sesungguhnya kebaikan itu teramat menyakitkan bagi setan, oleh karena itu mereka akan selalu mencari – cari celah agar para wanita muslimah tidak akan mentaati perintahNYA.

Untuk wanita muslimah yang sedang memperbaiki diri

Kuatkanlah dirimu, teruslah melangkah, jangan hiraukan perkataan mereka, anggap itu sebagai koreksi diri menjadi lebih baik lagi. Jika tidak dimulai dari kalian siapa yang akan menyelamatkan generasi muda. Biarlah mereka menghina, menghujat, mencaci maki, kuatkanlah hati kalian. Menjadi berbeda memang sulit seperti mutiara yang hanya bisa dicari di dasar laut begitu sulit dan langka. Buktikanlah ketenangan hati dengan mendekatkan diri pada illahi tak ada yang mampu menandinginya. Insha allah dengan dekat denganya seluruh keinginan kalian akan dipenuhi dengan baik. Dan insha allah surganya menanti kehadiran kalian.

Alhamdulillah telah banyak muslimah yang memakai jilbab, namun hanya sebagian kecil yang memakainya dengan benar, oleh karena itu pesan dalam renungan ini adalah untuk memberikan informasi bahwasanya berhijab tidak hanya sekedar menutup rambut, tapi juga dada, dan juga lekuk tubuh yang menjadikan shahwat bagi lelaki, demikian ini dikarenakan untuk memuliakan wanita sendiri. Semoga pesan sederhana ini dapat tersampaikan dengan baik. Dan semoga para wanita muslimah mampu memahami nasehat sederhana ini dengan baik, serta wanita muslimah terbuka hatinya untuk melaksanakan perintah sederhana ini.



Berikut hukum WAJIB berhijab berdasarkan dari Al-Qur’an dan Sunnah :
Dalam (Qs. Al-Ahzab: 59)Allah SWT Berfirman :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)


Hanya seorang fakir ilmu, yang berbagi kebaikan untu saudara – saudara saya yang kurang memahami perintah sederhana ini. 

Rabu, 08 April 2015

Cinta Segi 3 ( Jane , Joe & Dion )

Sebuah kisah tentang 3 orang yang sedang jatuh cinta, Jane Dion dan Joe,
Jane adalah seorang wanita berhati lembut, bersenyum manis dan moody. Akan menjadi sangat pemarah saat suasana hatinya jengkel, dan menjadi seorang penuh penyabar saat diterpa masalah. Jane gadis penyuka Cappucino Coffe dan suka dengan tata ruangan cafe unik sangat menghargai sebuah pengorbanan, dan membenci kebohongan. Jane tidak memungkiri jika dia menyukai jalan-jalan dikeramaian pasar Modern walaupun hanya sekedar jalan-jalan, ataupun hanya untuk melihat tingkah laku muda mudi yang beraneka ragam. Tapi sejujurnya jane sangat menyukai hawa sejuk pegunungan, impiannya dari kecil adalah tinggal disuatu kota modern diatas gunung dengan pemandangan indah hehijauan pohon, mendengarkan musik dari celotehan burung kecil, ataupun menikmati suara riuh air sungai yang mengalir tenang dari dataran tinggi meleati liuk-liuk tanah yang semakin rendah. Jane gadis berusia 20  tahun yang sekarang tinggal di sebuah kota yang sesak dengan manusia. Hari ini sebualan dia genap berusia 20 tahun, seluruh riuh ucapan selamat sudah berahir 1 bulan yang lalu, dan hari ini dia membaca sebuah 1 ucapan selamat dari seseorang yang tak dikenalinya melalui akun sosial media miliknya. Jane merasa hal yang konyol ketika ulang tahunya sudah berlalu 1 bulan yang lalu namun masih saja ada yang mengucap kata selamat. Dia tertawa terbahak-bahak, namun tak berlangsung lama. Jane segera mebalas dengan ucapan terimakasih. 3 menit dia melihat-lihat history chat dengan kerabat lainya. Tanganya melesat cepat  secepat bison yang ada dikotanya. “sreet” tangan Jane terhenti, matanya meredup, bibirnya bergetar, wajahnya mengelak keatas seperti menahan sebuah air mata yang akan jatuh membasahi pipinya. “Joe” suara jane mengucap nama joe dengan lemah.
Joe adalah seorang lelaki yang dikenalnya 1 tahun yang lalu, Mereka bertemu melalu akun sosial media, keduanya dekat seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, tanpa sering bertemu, mereka mencoba memperkenalkan diri masing - masing melalui akun sosial media yang dimilikinya. Joe seorang pemusik yang terkenal dengan permainan gitarnya. Joe sangat menyukai music bergenere Jazz, seorang berwajah lonjong berkulit  sawo matang dan berpostur kurus. Joe tidak menyukai keramaian di toko-toko modern dia lebih menyukai hawa sejuk pegunungan, dan selamanya akan tamapak begitu. Seperti saat 1 tahun yang lalu, ketika Jane memintanya untuk menemaninya pergi ke suatu Cafe yang kebetulan tempatnya berada di Departement store di kotanya, dia menolak keras dan mengatakan pada Jane jika dia tidak menyukai Departement store, dan dia tidak akan pernah menemaninya. Jane yang tak bisa memaksa hanya bisa mengela nafas, memaklumi Joe yang memang tak menyukai keramaian Mall. Joe sering tak mementingkan Jane, dia lebih memilih mementingkan keinginannya, dan Jane hanya bisa mendukung keinginan Joe. Seperti saat Joe ingin bertemu dengan Jane, Jane selalu mengiyakan dan meluangkan waktu untuk Joe, namun dengan santainya Joe membatalkan pertemuan itu hanya karena dia akan pergi mendaki gunung bersama temanya. Jane hanya bisa mengiyakan dengan nada jutek, dan segera hangat kembali setelah joe meminta maaf. Jane seperti tak berarti, janji yang dibuat pertama kali olehnya dan secepatnya mengganti janji dengan yang lain, Jane sekali lagi hanya bisa mengela nafas mencoba memahami Hobinya.
Satu tahun yang lalu mereka menjadi sepasang kekasih, Hubungan mereka selalu nampak baik-baik saja dimata Jane. Joe walaupun seperti itu sangat menyayangi Jane, Memperhatikan Jane walaupun dengan sikap dingin. Joe juga berhasil mengenali sebagian besar keluarga Jane, dan keluarga Jane menerimanya dengan baik. Joe sangat sukar mengungkapkan perasaan langsung, dia sukar untuk menjelaskan, dia lebih suka melupakanya dengan bersenang-senang.
Seiring dengan berjalanya waktu, Joe berubah menjadi seorang yang sibuk dengan kegiatan-kegiatanya, sibuk dengan organisasi barunya, sibuk dengan bandnya, sibuk dengan tugas kuliahnya dan Jane tetap selalu mendukungnya, “ Joe, aku kekasihmu, bukan penghalang kesuksesanmu, lakukan apa yang akan membuatmu sukses, jangan hiraukan aku” kata itu selalu ditujukan pada Joe saat dia sedang sibuk dengan kegiatanya, Jane tak bisa mencegah dan egois untuk memintanya menuruti permintaanya yang konyol, seperti meminta meluangkan sedikit waktu untuk bertanya sedang apa? Sudah makan? Atau maaf . sehingga yang dia lakukan hanya menunggu, menunggu Joe selesai dengan kegiatanya. Jane tak bisa mengganggu banyak, hanya sekedar mengirim 1 2 pesan sebagai pengingat saja. Itupun dia lakukan dengan perasaan ragu, “bagaimana kalau joe menganggap pesan pengingatku sebagai pengganggu? Bagaimana jika merasa dianggap seperti anak keci? “ pertanyaan itu selalu menghantui Jane,  dia seperti itu karena dia sangat berhati-hati terhadap Joe, banyak kasus jika lelaki kurang suka diperlalukan seperti anak kecil, tapi usahanya berhati-hati ternyata salah.
Bulan berganti, kesibukkan joe semakin menjadi-jadi, dia hampir tak ada waktu untuk sekedar mengirim pesan pengingat jika dia masih perduli dengan Jane, ataupun pergi menemui jane, ataupun hanya sekedar datang kekampus. Pada awal pertemuan mereka Joe sangat rajin kekampus, saat libur kuliah dia tak pulang, dia lebih suka berada dikampus, dengan Jane tentunya, setiap sabtu dia juga tak pergi kemana-mana, dia lebih memilih dikampus, bercanda , bermain gitar atauy melakukan aktifitas lainya. seperti yang dilakukan joe saat hujan dimalam minggu, Jane mengirim pesan pada Joe jika dia sedang berada dikampus, Jane mencegahnya untuk pergi karena Hujan, Joe tak membalas apapun, 30 menit berlalu tiba-tiba dia dantang dengan motor yang sudah basah kuyup oleh hujan, teman-teman Joe menggeleng tak mengerti, begitu besarkan keinginan bertemu dengan Jane? Hingga hujanpun tak mampu melawan keinginannya
atau seperti ketika Joe berjanji pada Jane untuk bertemu hari ini dikampus saat matakuliah Jane selesai, dan tiba-tiba Joe membatalkanya karena teman-teman masa SMAnya mengajaknya untuk pergi nongkrong di warung kopi, Jane sangat sebal, bagaimana mungkin dia menjadi opsi kedua setelah yang lainya, namun saat joe meminta izin pada Jane, dia hanya bisa tersenyum manis mencoba menerima keinginannya, Jane sempat kesal ketika mendengar dia sedang bersama soorang gadis dan ternyata itu adalah sahabatnya, dia menulis kata-kata yang menandakan jika dia sedang jengkel di akun media sosialnya, Joe merespon begitu cepat “ Apakah kau masih disana?” Joe mengirim pesan pada Jane, Jane hanya menjawab “iya”, dan pertanyaan selanjutnya hanya dia jawab dengan singkat menandakan dia sedang sebal, pesan terahir dari Jane tak dibalas oleh Joe mungkin karena dia kehabisan kata-kata membalas pesan jutek dari Jane,  tanpa balasanan apapun jam 09.00 malam tiba-tiba Joe datang lagi kekampus menemui Jane, dia mengeluh lelah dan sakit pada Jane, Jane lagi-lagi tak berdaya untuk marah, Jane kembali memberinya senyum melegakan untuk Joe, Segera joe mengungkapkan jika dia merindukan Jane, Jane kembali mempercayainya.
Jane terlalu berhati hati menjaga perasaan Joe, terlalu berhati-hati agar Joe tidak terluka olehnya, atau Risih olehnya, tapi ternyata usahanya salah.
Jane berharap berhenti melakukan permainan perasaan dan berharap Joe adalah pilihan terahir, dia selalu berdoa pada tuhan “Apakah iya? Tolong tunjukan ya rabb”. Joe mulai berubah, hujan deras , Panas, Tugas Kuliah atau apapun tak lagi ada artinya, joe tak lagi datang saat Hujan deras datang, Joe tak lagi menampakkan wajahnya tikungan parkiran kampus. Joe benar-benar sibuk dengan kegiatanya. Tak banyak yang jane lalukan, hanya menunggu dan menunggu. Hingga Jane tak mengerti artinya menunggu lagi. Joe yang susah diajak bicara, Joe yang susah merasa salah, dan susah dikendalikan membuat Jane berfikir keras, “ Bagaimana cara memulai pembicaraan ? Bagaimana cara meminta penjelasan? Terlalu kasar? Bagaimana jika dia terluka? Terlalu lembut? Bagaimana jika dia berbohong atau malah tak mau menjelaskan?” Jane selalu berfikir.
Hari demi hari berlalu, Jane benar-benar tak bisa menunggu seperti ini, mendengarkan rumor yang membuat telinganya sakit, berkali-kali meyakinkan hatinya jika semua baik-baik saja, sedang nyatanya Joe menyibukkan diri agar bisa melupakan Jane, segaja menghapus ingatanya jika Joe tak memiliki kekasih dan bersenang-senang dengan temanya? Sedangkan Jane? Dia hanya bisa menangis, menjerit dalam hatinya saja, mencoba melapngkan dada memaklumi segala hal yang terjadi, mencoba memahami cara berfikirnya, mungkin joe lelah dan ingin mencari sandaran hati yang baru. Dan Jane segera mengahiri hubunganya yang begitu singkat.
Bulan baru , hari baru, namun luka yang sama. Hari ini Jane memutuskan untuk membuka hati untuk orang baru, Sebut saja Dion. Sang pelaku yang berhasil meluluhkan hati Jane. Dion adalah lelaki pecinta seni, berwajah lembut, namun berpenampilan seperti preman, berpostur tinggi dan bersenyum cantik. Dia tak suka membaca, pecinta alam yang tak memungkiri menyukai jalan-jalan di keramaian pasar modern. Awal pertemuan Jane sangat mengagumi Dion, melihat Dion seperti cowok paling keren yang dia temui dalam hidupnya, cowok super dewasa yang menyukai humor. Terkadang terlihat freak tapi menenangkan. Jane belum sepenuhnya melupakan Joe, tapi dia akan mencoba menjalani semua dengan Dion dan melupakan Joe secepatnya. Dion adalah seorang lelaki penuh perhatian, terlihat ketika dia jalan dengan Jane, dia selalu mendahulukan kesukaan jane dan selalu bertanya apa yang Jane ingin lakukan, Saat jane sedang menyebrang jalan, Dion selalu berjalan searah mobil melaju, dion selalu berjalan dibelakang jane, berjaga-jaga jika terjadi apa-apa dengan Jane. Walapun dion tak mengerti tentang cafe-cafe yang selalu di ceritakan Jane, dia selalu menawarkanya pergi ke cafe-cafe unik, tak perduli itu di dalam departement store, tak perduli mahal, ataupun sulit dan harus menggunakan google maps, Dion sangat menyukai senyum Jane hingga apapun dia akan lakukan untuk melihat senyum Jane, tak pernah kecewa ketika Jane membatalkan janji tiba-tiba karena ada urusan keluarga, ataupun gagal nonton walaupun tiket sudah terbeli, lelaki berhati emas ini berhasil mebuat Joe hilang dari ingata Jane seketika. Namun saat Musim hujan kembali, semua cerita menjadi sangat berbeda.
Jane bingung “bagaimana cinta itu ? seperti apa pemahamanya ?” , Joe tiba-tiba kembali bersama hujan , menyesali sifatnya yang acuh dan tak perduli dengan perasaan Jane, Joe menyatakan jika dia baru menyadarinya saat Jane pergi, semua terasa aneh, Joe menginginan Jane kembali, Musim hujan membuat Joe tak bisa melupakan Jane, Musim hujan kemarin terlalu indah untuk dilewati bersama, Jane terdiam, dia tak bisa memungkiri Jika Jane masih mencintai Joe, sedang Dion sudah begitu baik , tak mungkin Jane melukai Dion hanya karena Joe, tapi Jane juga tak bisa melukai Joe, Jane tak mengerti terkadang dia sangat menyayangi Dion namun disisi lain, dia masih memimpikan Joe , semakin hari Joe semakin sering terlihat di Kampus, Jane semakin tak bisa mengendalikan perasaanya, jantungnya berdenyut kencang ketika berpapasan dengan Joe jangankan berpapasan, mendengar suaranya saja Jane bergetar. Jane tak mengerti bukankah sebulan kemarin dia Joe terlihat begitu memuakkan mengapa sekarang menjadi begini?, Rasanya menyenangkan ketika pesan text dipenuhi dengan obrolan bersama Joe, Menghabiskan senja bersama lagi seperti 1 tahun yang lalu.
Tuhan.. mengapa aku sangat bahagia saat bersama Joe, namun sangat nyaman dengan Dion ?
Apakah aku memilih mencitai atau dicintai?

*To Be Countinue
Download Artikel disini : Download

Selasa, 23 Desember 2014

Persahabatan Seorang Kekasih

Ini tentang sesosok pria yang pernah Lia temui di akhir tahun yang lalu. Dia yang hadir degan sebuah pertemanan yang sulit di artikan, hingga akhirnya Lia jatuh hati pada seseosok pria itu. Sebut saja Randy , sesosok pria yang menarik menurut Lia. Setiap hari mereka selalu bersama , Lia adalah seorang mahasiswa baru dikampus Randy. Sedangkan Randy adalah kakak senior dari Lia. Mereka bertemu ketika sedang duduk santai di UKM Fotografi di kampus, semenjak itu mereka menjadi dekat  dan bertemu setiap harinya.
Semakin hari kedekatanya semakin menjadi-jadi, hingga rumor tentang kedekata mereka menyebar. Lia pun semakin hari semakin tersugesti oleh rumor-rumor tersebut, ditambah sikap Randy yang selalu baik padanya. Membuat Lia memiliki perasaan yang berbeda terhadap Randy.

“Lia, sedang apa kau? Hujan turun sangat deras, nanti kau sakit, masuklah!” kata itu yang selalu randy ucapkan ketika melihat Lia sedang duduk duduk di teras UKM. Randy selalu memperlihatkan kekhawatiranya pada Lia, dan membuat Lia semakin nyaman ketika ada didekatnya.

“Hari ini hujan turun lagi, dan aku masih di sini bersamanya, sosok lelaki yang sering kutemui saat senja menunjukan wajahnya, aku masih belum percaya , dia selalu ada disini menemaniku, menegurku, dan membuat tawa di bibirku. Entah ini hari hujan yang keberapa, tapi sepanjang hujan turun dia selalu menemaniku” Gumam Lia dalam hati  sembari memandang wajah Randy sembunyi-sembunyi"

Lia adalah sesosok wanita yang ceria, dan cerewet, dia hanya akan diam saat dia sedang marah, atau sedang sakit. Dia sebenarnya pemalas tapi dia selalu melawan rasa malasnya dan menjadi rajin.
--------------------------------------------------------- ***------------------------------------------------------------
Waktu terus berjalan, bulan demi bulan telah mereka lewati, Lia dan Randy tetap saja bersama, semua kedekatanya membuat seluruh teman temanya beranggapan jika mereka adalah sepasang kekasih.  Tak ada sanggahan tak ada bantahan dari kedua belah pihak, namun juga tak ada kepastian.

“Randy, seluruh teman – teman beranggapan jika kau dan aku adalah sepasang kekasih, mengapa hatiku selalu gemetar saat mendengar kalimat itu? Sebenarnya apa yang kurasakan? Apa aku tlah jatuh cinta padamu?”

Lia masih ingat jelas kalimat yang randy katakan saat jalan-jalan di taman minggu lalu ,

“Lia, PDKT itu masa yang paling menyenangkan , kita akan selalu berusaha mengejar dia, selalu penasaran sama jawaban dari pertanyaan kita, selalu penasaran bagaimana perasaan dia, itu menyenangkan, aku ingin seperti itu”

“Jelas sekali dalam kalimat itu jika dia tidak ingin memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih, mengapa sepertinya aku ingin dia menjadikanku kekasih? Pemikiran bodoh apa ini?”

Berkali kali lia menanyakan pertanyaan yang tak ada jawaban ini, dia selalu melakukannya saat berbagai macam pertanyaan muncul dari teman-temanya, dia hanya bisa menjawabnya dengan senyuman dan kemudian pergi.

“Randy, sampai kapan aku harus seperti ini?, bisa kah kau jelaskan?”

Tiba-tiba Randy datang menghampiri Lia yang hampir mengeluarkan air mata.

“Lia, kenapa kau? Menangis kah?”
“emm.. a.. ee.. tidak, menangis ? ah .. bisa saja kau ini, mataku lelah seharian ini di depan monitor terus” Jawab Lia mengelak

“sungguh ? makan yuk , pasti kau sedang lapar, kali ini aku teraktir, aku sedang bahagia”

Lia menggangguk.

“Bukankah kau selalu meneraktirku, hanya untuk membuatku senang kau selalu mengatakan kalimat itu” gumam lia dengan wajah sinis.
----------------------------------------------------------- ***----------------------------------------------------------

Kali ini wajah Randy berbeda dari biasanya, dia nampak riang gembira, penuh semangat, Lesung pipinya membuat Lia enggan berhenti memandang Randy dan mendengarkan cerita randy dengan seksama. Tiba-tiba mata Lia berkaca-kaca mendengar cerita dari Randy, nafsu makan Lia berkurang, perasaan yang berbunga-bunga tiba-tiba berubah menjadi gersang, setelah mendengar cerita randy

... Lia, dengarkan aku , kau sahabat terbaikku, wanita yang aku sayangi setelah ibukku, kau tau?  tadi pagi aku bertemu lagi dengan Nuri, seorang wanita yang aku cintai sejak SMA dulu, aku senang bertemu denganya, dan dia sepertinya senang bertemu denganku, aku juga .... “

Lia tiba-tiba memotong cerita Randy “ Kak, sebentar aku ingin ke kamar mandi” Sela Lia menahan air mata yang hampir jatuh.

“ Kenapa harus seperti ini? Kenapa rasanya sakit sekali? Bodohnya aku , ternyata selama ini aku hanya dianggap sebagai sahabatnya? Tapi kenapa aku harus kecewa dengan anggapan itu ? sahabat ? bukankah lebih baik seperti ini saja ”

Lia berusaha menenangkan perasaanya yang kacau sendiri, diapun menyeka seluruh air matanya dan segera membasuh mukanya dengan air. Segera ia kembali ke tempat duduk restoran tadi.

“Ah.. kau lama sekali, tak sabar aku mau cerita”
“Iya, tiba-tiba tadi kebelet banget kak” jawab Lia dengan wajah sedih yang di sembunyikan.
Randy adalah seorang lelaki yang kurang bisa melihat komunikasi nonverbal dari seorang lelaki, bisa di bilang dia kurang peka, tapi sebenarnya dia sangat peka terhadap Lia, hanya saja kepekaanya tertutup oleh keinginan yang semu.

“Lia kau tau kan betapa senangnya aku ? aku akan menuruti kemauanmu seminggu ini?
“haha iya kak, sepertinya seminggu ini aku tidak ingin kemana-mana, dan hanya ingin membaca buku” jawab lia

“ haha, ah aku akan belikan novel kesukaan kamu, biar kamu semangat”
"setidaknya ini akan membuatmu tersenyum bahagia Lia, aku akan pergi sebentar" gumam Randy dalam hati

Lia mengangguk.
---------------------------------------------------------- ***-----------------------------------------------------------

Keesokan harinya Randy menjemputku kekampus, dia membawa setumpuk novel dari darwis penulis kesukaanku. Senang rasanya, dia selalu berusaha membutku senang, walaupun aku hanya sahabat menurutnya.
Hari ini masih seperti biasanya, teman-teman masih saja menghujaniku dengan pertanyaan tentang hubungan kami, dan kali ini aku bisa menjawab dengan tegas, jika kami adalah seorang “Sahabat”
Randy semakin hari semakin menjauh dari Lia, dan Lia hanya bisa diam menerima segalanya. Lia lebih memilih sibuk dengan novel-novel yang diberikan oleh Randy, itu membuat Lia sedikit melupakan perasaanya terhadap Randy.
Sebulan berlalu, entah ini sudah keberapa ratus lembar novel yang dibaca oleh Lia, namun Lia tak kunjung berhenti memikirkan Randy, Randy yang sekarang telah memiliki kekasih membuat Lia semakin tak bisa dekat dengan Randy, rasa rindu, rasa ingin bertemu Lia harus segera menghapusnya.

“Senja, bisanya kau akan hadir saat senja menampakkan wajahnya, kini senja hanya datang sendiri tanpa kau, dan aku mulai merasa kehilanganmu, Randy awalnya aku tak yakin jika aku mencintaimu, tapi kini aku benar-benar yakin jika mencintaimu”

Lia segera berangkat kekampus dengan diantar supirnya, sesampainya dikampus Lia langsung menuju kelas tanpa mampir ke UKM terlebih dahulu.

“ ssssttt, Lia.. Liaa “
“Sepertinya ada yang sedang berbisik memanggilku”
“ Heyyy, gadisku .. aku kangen kamu tau? Kemana saja kau sebulan ini?” teriak Randy mengagetkan Lia

Seketika seluruh teman-teman Lia memandang ke arah Lia dan Randy “ ah , kalian pacaran ya?” tanya teman Lia
Randy pun acuh, tak menjawab satu kata pun, dan segera menarik tangan lia kedepan kelas

“Apa-apan sih kak? Aku sedang tak ingin diganggu!” jawab Lia ketus
“Kamu kenapa sih ? akhir-akhir ini kau menghindar dariku, bahkan aku tak bisa menghubungimu, rumahmu selalu tertutup dan satpam selalu bilang kau tak ingin di ganggu, kau ini kenapa? Aku mengkhawatirkanmu?”
“Sudah, aku tak ingin kau khawatir padaku lagi !” jawab lia acuh dan pergi meninggalkan randy
“Lia.. dengarkan aku , aku ingin menjelaskan sesuatu padamu?” teriak Randy
Lia tak menjawab satu katapun, dan segera berlari pergi.

Randy semakin bingung dengan sikap Lia yang berubah, Randy perlahan mulai merasa kehilangan Lia.

“Apa karena aku bercerita soal Nuri dia menjadi seperti ini? Padahal aku mau bercerita jika Nuri memang senang bertemu denganku dan aku senang bertemu denganya, namun lebih senang lagi di kau selalu ada di sisiku Lia,dan kenapa aku menyebutmu sahabat ? karena itu lebih menyenangkan dari pada menjadi sepasang kekasih” Sesal Randy

----------------------------------------------------------- ***---------------------------------------------------------

6 Bulan berlalu, kini Lia semakin dikenal banyak orang, banyak lelaki yang ingin dekat dengan Lia namun Lia tak tertarik sedikitpun terhadap mereka, Lia masih belum bisa melupakan perasaanya pada Randy. Walaupun 6 bulan mereka tak bertemu dan tak berkomunikasi sedikitpun, itu tak membuat perasaan Lia berkurang.
Senja di taman komplek perumahan Lia menjadi saksi bisu pertemuan mereka selanjutnya. Lia yang tiba-tiba jatuh dari sepedanya memrebut perhatian randy yang sedang bermain bersama keponakanya.
“Lia .. kau tak apa? Bagaimana kabarmu?” tanya Randy
Randy menjulurkan tanganya dan membantu Lia bangun, Lia masih belum sadar jika dia adlah Randy yang dia kenal dulu.
Lia terbangun, seketika matanya berkaca-kaca melihat sesosok lelaki berlesung pipi yang selama ini menghilang.
Kak Randy .. ini kak Randy?” Tanya Lia tak percaya
“Iya , Ini Randy , lelaki yang kau acuhkan di lorong gedung FISIP 6 bulan yang lalu” jawab Randy
Randy menggendong Lia duduk di bangku taman , di bawah pepohonan yang rindang. Percakapan serius pun dimulai

“Lia, maafkan aku dulu membuatmu bertanya-tanya tanpa jawaban, sebenarnya dulu aku ingin bicara jika aku memang senang bertemu Nuri, tapi lebih senang lagi jika kau selalu di sisiku Lia”

Mata Lia berkaca-kaca mendengar perkataan Randy “ Tapi sebagai sahabat kah? ” jelas Lia
“ Iya gadisku, sebagai sahabat aku ingin kita bersahabat, aku suka dengan persahabatan ini, tanpa ada batasan, bebas, tanpa adanya gengsi, tanpa ada embel-embel kekasih atau apalah, yang jelas, jika aku akan menjadikanmu kekasih, maka kau akan ku jadikan kekasih halalku Lia” jelas Randy

Perkataan Randy seketika membuat Lia menangis haru, alangkah bahagianya Lia mendengar perkataan tersebut. Ternyata selama ini asumsi Lia salah. Menjadi seorang sahabat bukan berarti akhir dari segalanya. Yang menjadi akhir adalah menjadis seorang kekasih, kekasih yang akhirnya berhenti dan menjadi sebuah kenangan saja.

Rabu, 17 Desember 2014

Workshop "Jurnalis praktis"

Pengen jadi penulis ? tapi belum tau caranya ? atu masih bingung gimana nulis leadnya? dari pada kalian cuma nanya dan gak kunjung dapat jawabanya, mending ikutan acara Workshop "Jurnalis praktis", disini kalian bakal dapat berbagai macam pengetahuan tentang cara menulis jurnalis dengan baik dan gak ribet. yuk gusy gabung di tanggal 21-22 Februari 2014.
Info : @Mc.vUmsida atau bisa datang langsung di markas BEM FISIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Please Come & Join Us !






"Tugas Teknik Publisitas"

Senin, 10 November 2014

Untuk alasan yang bermacam - macam aku pergi

Musim hujan telah hadir, hari ini aku pulang dari tempat kerja dengan berjalan kaki menuju halte pertigaan jalan raya. Bersama senja yang tak dihiasi warna oranye, hanya abu-abu yang terlihat. Sesekali suara petir terdengar. Tak sempat lagi menikmati dedaunah hijau sekitar. Hanya hawa dingin menusuk tulang yang terasa.
Hujan turun dengan derasnya, aku mengambil payung yang telah disiapkan ibuku tadi pagi. Sembari menunggu angkot datang, aku istirahatkan badanku sejenak, memandang air yang jatuh dengan tempo yang sama setiap detiknya, angin yang berhembus kencang menggerakkan daun kekanan dan kekiri seolah-olah merka sedang menari, para ibu-ibu dan anak-anak sedang berjalan menggunakan payung yang bermacam-macam motif, anak kecil yang sedang bermain air dengan tawa bahagianya. Aku tersenyum.. suasana ini adalah suasana terbaik yang aku temui.
Suara klakson yang bisa membuat telingaku sakit membangunkan lamunanku, aku harus pergi menuju kampus untuk menikuti mata kuliah yang sebenarnya aku belum faham maksutnya. Sesampainya di kampus hujan telah reda, menyisakan udara dingin khas pegunungan. Sejuk.. ya.. seperti inilah hawa pegunungan. Aku menyukai hujan karena dia menyejukkan, seperi seorang lelaki yang aku temui saat senja.
Aku sering menyebutnya lelaki senja, dimulai dari pertemuan singkat kita saling mengenal, saling bercanda, saling berbagi informasi, kadang juga saling membantu mengerjakan tugas. Lelaki itu yang menemaniku kala musim hujan datang. Tidak hadir namun seperti hadir.
Untuk alasan ini aku menyukai hujan, menikmati senja di temani dengan hawa pegununganya. Aku berjalan diatas bebatuan yang ditata serapi mungkin dan disekelilingnya di tanami rumput hijau, berbagai bunga-bunga kecil ikut berbaris dipingir-pingirnya,lampu taman berwarna oranye dan kursi-kursi berpayung berjajar rapi menambah kesan nyaman saat hujan mulai mereda.
Sore ini hujan turun, aku duduk di kursi dekat dengan jembatan pasar kuliner modern, di temani dengan teman-teman baruku, teman yang baru aku kenal saat menginjak bangku perkuliahan. Dengan formasi ovale, kita duduk bersama memesan makanan yang disediakan di cafe-cafe kecil yang dikemas seperti pujasera. Obrolan kecil menambah kesan kehangatan saat hujan. Ditambah dengan guarauan-gurauan yang menggelitik perut. Lelaki yang sering ku sebut dengan lelaki senja juga hadir di tengah-tengah obrolan kecil kita, membuat sekat diantara aku dan teman-teman yang lain.
Lelaki itu yang menemani beberapa bulan terahir, lelaki yang belum pernah aku temui sifatnya. Lelaki yang sulit ditebak, lelaki ini yang membuatku merasakan bermacam-macam bentuk rasa, dair rasa yang biasa hingga luar biasa. Lelaki ini yang menjelaskan jika sesuatu tidak bisa disamakan setiap harinya. Akan ada perubahan setiap harinya. Entah perubahan yang membahagiakan atau yang menyedihkan. Dan untuk alasan ini aku pergi..
Mungkin dengan memberikan ruang bebas untuk merasakan rasa yang berbeda beda, dia akan merasakan berbagai perasaan yang lain seperti yang kudapat darinnya. untuk alasan ini aku mengikhlaskan..
Cerita baru memberikan kesan warna yang berbeda, bisa jadi dia menemukan warna yang lebih ceria lagi, seperti anak-anak yang sedang tersenyum dibawah hujan. Mungkin untuk alasan ini aku bahagia ..

Mungkin karena aku menyayanginya, mungkin karena dia tidak bahagia, mungkin harus melepaskan, mungkin belum saatnya, ah.. untuk alasan yang bermacam-macam ini aku pergi ..

Jumat, 07 November 2014

Seperti senja, Dia datang sebentar, seperti itu


Sore ini senja hadir dengan bentuk terindahnya, aku baru saja turun dari lantai 2 kantorku, melihat kearah barat, seperti yang kulakukan dulu. Kenangan tentangnya msih saja belum teruaraikan dengan baik, sepersekian menit aku teringat sebuah masa lalu yang dulunya ku anggap indah, seorang lelaki yang hadir saat senja menampakkan wajah terbaiknya. Namun senja cepat berlalu seperti dia, hadir dengan indah dan berlalu begitu saja. Secepat senja seperti itu ..




Senja pergi .... menghilang ..... dan digantikan malam..



Malam berbeda ..
Malam ini aku berjalan dipinggiran jalan raya yang penuh dengan lalu lalang kendaraan yang lewat, suara klakson, knalpot yang berisik, cara berkendara yang unik-unik, lampu kota yang keren, angin malam.. semua indah untuk diamati. Satu dua orang juga ikut berjalan melewati pinggiran jalan kota. Sejenak aku duduk di barisan para pedagang kaki lima, melihat orang-orang yang sedang beristirahat sejenak dari kepenatan lalu lintas kota. Tiba-tiba aku teringat sosok lelaki senja itu, seperti lalu lintas kota, seperti itu dia beraktifitas, sibuk. Adakalanya dia ingin berhenti seperti orang orang itu, di barisan pedagang kaki lima, entah pedagang mana yang dia pilih. Yang jelas saat menemukan pedagang kaki lima yang cocok. Dia akan berhenti disitu. Tidak setiap hari tapi akan sering.

Tak usah khawatir saat kau menyukai senja dan dia pergi dengan cepatnya, masih ada malam, dia takkalah indahnya, dan malam tak mungkin berlalu secepat itu. Aku tau senja dan malam memang berbeda,  tapi mereka sama indahnya.